Mutiara hikmah
Belajar dari alam
Suatu ketika tampak seorang musafir bersama anaknya berjalan dan terus berjalan dengan seekor kuda peliharaan milik mereka. Karena keletihan, si anak pun meminta kepada musafir tersebut untuk beristirahat sebentar. Hingga berhentilah mereka di depan sebuah pohon Asam yang lebat daun dan buahnya untuk berteduh di bawahnya. Sejenak kemudian, si anak pun melihat ke seberang jalan, sebuah kebun yang terdapat banyak tanaman labu dan tanaman semangka beserta buahnya yang lebat dan besar – besar ukurannya. Sementara si musafir sedang mengikat kudanya pada pohon yang berada di sampin pohon beringin lalu mengeluarkan bekal yang mereka persiapkan dari rumah tadi.
Dalam diamnya sambil melihat kearah kebun tadi, si anak pun berfikir. “ Sepertinya Allah tidak adil dalam menciptakan makhluknya di alam ini. Bagaimana tidak, pohon Asam yang tinggi lagi besar ini, tapi berbuah kecil. Sementara tanaman labu dan semangka di kebun seberang sana, pohonnya kecil, tapi buahnya besar – besar.”
Karena penasaran si anak pun bertanya pada ayahnya. “ Wahai Ayahku, Aku heran. mengapa pohon Asam tempat kita berteduh ini buahnya kecil, sedangkan pohonnya besar. Sementara di seberang sana, pohonnya kecil lagi rendah, tapi buahnya besar – besar. Sepertinya Allah tidak adil ya menciptakan makhluknya ” kata si anak sambil menunjuk kebun di seberang sana yang terdapat tanaman labu dan semangka di dalamnya.
Mendengar pertanyaan dari si anak, si musafir tersebut pun tersenyum. Ketika hendak menjawab pertanyaan tadi. Tiba – tiba buah dari pohon Asam tadi pun jatuh dan mengenai kepala si anak. Dengan spontan si anak berkata:
“ Aduh.“ kata si anak karena terkejut.
Kemudian si musafir pun berkata.
“ Anakku dengarkan. Coba kamu bayangkan bagaimana jika seandainya pohon semangka itu tinggi dan besar seperti pohon Asam ini. Tentunya setiap musafir seperti kita ini akan berteduh di bawahnya ketika lelah. Nah. Bagaimana jika seandainya buahnya jatuh dan mengenai kepala kita seperti buah pohon asam ini yang mengenai kepalamu tadi?”
Lalu si anak pun terdiam seribu bahasa. Kemudian musafir tersebutu pun melanjutkannya:
“ Subhanallah. Sungguh Allah SWT yang Maha Sempurna. Tentunya sudah memperhitungkannya sebelum menciptakan sesuatu. Jadi, jangan pernah kamu berfikir bahwa Allah itu memiliki kesalahan atau kekurangan. Karena segala sesuatu yang diciptakan-Nya memiliki hikmah”
Lalu musafir tersebut pun melanjutkan perjalanan mereka kembali.
Semoga bermafaat. Alfaqir
Ayid (23-1-2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar