Minggu, 15 Februari 2009

“ Tulisan ini merupakan catatan pergantian tahun 2008 – 2009. Sebuah keadaan yang sangat memilukan terjadi di Aceh. Masyarakat Islam Aceh lupa akan siapa dirinya? Termasukkah kita didalamnya ? ? ? ? ? ”

Hari ini saudaraku..

Izinkan daku di malam ini, menyampaikan keluh kesahku kepadamu seraya memohon ampun kepada Allah atas apa yang dilakukan saudaraku di Tanoh Rencong kebanggaanku. Hari ini, sejarah mencatat sebuah dunia kelam sedang melanda dunia Islam. Mereka musuh-musuh yang membenci Islam, melakukan sebuah pengrusakan besar-besaran kepada kita umat Islam. Sehingga, tidak hanya merusak dan menimpa bangunan kita tapi juga merusak moral kita secara langsung.

Hari ini saudaraku..

Nanggroe Aceh Darussalam. Penduduknya yang berjumlah lebih dari 90% ber bermayoritaskan islam ( silahkan periksa KTP..!), bergelar Serambi Mekkah dan syariat Islam sebagai hukumnya. Daerah yang menjadi pintu masuknya Islam ke Asia Tenggara. bukanlah sebuah rahasia lagi bagi dunia luar. Khususnya kita sebagai penghuninya? Patutkah kita berbangga setelah menyaksikan apa yang terjadi pada Aceh hari ini?

Hari ini saudaraku..

Dunia mencatat sejarah dengan tintanya, perubahan besar tadi di Aceh ini. “ sebuah kemunduran ” bagi umat islam. Setuju tidak setuju dan secara tidak langsung, sebagian umat Islam di Aceh, seakan “mendeklarasikan” kekalahannya kepada musuh – musuh Islam (catat ! sebagian). Kebudayaan kita yang menjadi kebanggaan leluhur kita, kini telah tergantikan oleh budaya barat. Padahal berbagai peringatan silih berganti telah menegur kita. Seperti gempa,banjir, longsor bahkan tsunami sekalipun, tidak berarti bagi kita. Musibah demi musibah menerpa kita, tapi mengapa kemaksiatan kita semakin parah?

Hari ini saudaraku...

Mereka saudara kita di bumi palestina, saudara seiman dan seagama. Telah di luluh lantakkan oleh para zionis Israel - Yahudi - dan sekutunya (laknatullahi ‘alaihim). Mereka kehilangan keluarga, saudara, harta benda bahkan nyawa. Kebahagiaan dan kesenangan, seakan enggan menghampiri mereka, walau hanya sebuah senyuman di sudut bibirnya. Rudal dan senjata canggih, menebar teror dan ancaman di seluruh pelosok negeri AlQuds. Ketakutan, kegelisahan, juga air mata pun sudah tak sanggup mereka tumpahkan lagi, dan itu menerpa anak – anak mereka. Tapi apa yang kita lakukan saudaraku di Aceh kepada mereka sebagai perwujudan persaudaraan kita?

Hari ini saudaraku..

Ribuan muda-mudi berpasang-pasangan ( bukan muhrim) berpesta ria di larut malam bersama-sama dengan asyiknya meniupkan terompet dan menghamburkan uang sambil membakar mercon dalam merayakan tahun baru 2009 Masehi, berpesta pora serta melakukan segala maksiat lainnya. Apakah begini budaya dan tuntunan agama kita? Atau beginikah solidaritas kita kepada saudara-saudara kita di palestina?

LUPAKAH KITA AKAN ULURAN TANGAN DAN JASA MEREKA KETIKA TSUNAMI MENERJANG KITA? BUKANKAH KETIKA ITU MEREKA JUGA SEDANG SUSAH DENGAN KONFLIK MEREKA? DIBAWAH HUJAN PELURU, PEMUDA MUSLIM DISANA MENGGALANG DANA DAN MENGIRIMKAN RELAWAN KE DAERAH KITA. LALU, INIKAH TINDAKAN TERIMA KASIH KITA KEPADA MEREKA?

Apakah kita pantas mengaku bahwa kita saudara mereka yang seiman dan seagama? Beginikah umat islam yang dikatakan oleh rasul seperti sebuah bangunan dan tubuh, yang saling mendukung satu dengan lainnya?

Hari ini saudaraku...

Mereka saudara – saudara kita membutuhkan uluran tangan kita bersama. Tidak hanya bantuan secara fisik seperti dana, sandang, pangan dan papan yang mereka harapkan. tapi juga semangat dan doa dari kita. Mari kita sampaikan kepada mereka bahwa kita adalah saudara mereka, mereka tidak sendirian dalam menghadapi ujian dan cobaan ini. La takhaf wala tahzan Inna Allah ma’ana. ( jangan takut dan jangan sedih, sesungguhnya Allah bersama kita), Buktikan saudaraku, buktikan ! Semoga Allah mengampuni kesalahan dan kekhilafan kita, juga membantu saudara kita di Palestina dan di seluruh daerah lainnya dalam meraih kemenangan yang sejati. Allahu Akbar..!

Banda Aceh, 1 Januari 09

Pukul : 2.30 WIB

Wassalam

Al-faqir

Ayid

Jzk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar